- Jum'at, 20 April 2018 20:27 WIB
Bengkalis (Kemenag) --- Salah satu mahasiswa STAIN Bengkalis
ikut membawa nama Indonesia dalam misi perdamaian di Elfasher Darfur
Sudan Afrika Utara atau yang dikenal dengan The African Union/United
Nations Hybrid Operation in Darfur (UNAMID). Dia adalah Brigadir Rhonal
Nugroho, mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Agama Islam
(PAI).
Sang Brigadir terpilih sebagai pasukan Satuan Tugas Garuda Bhayangkara II Formed Police Unit (FPU) X di Sudan. Bersama 140 personil Polri lainnya se-Indonesia, Rhonal akan menjalankan misi perdamaian di daerah konflik yang berlangsung selama satu tahun, sejak Januari 2018 lalu.
“Berbekal kemampuan Bahasa Arab dan Inggris yang saya pelajari di STAIN Bengkalis, saya terpilih mewakili misi mulia ini,” kata Rhonal melalui pesan singkat, Jumat (20/04).
Rhonal mengatakan, selama berada di Elfasher Darfur, banyak pengalaman baru yang diperolehnya. Dia mengaku bisa belajar adaptasi dengan masyarakat setempat, memahami kultur dan budaya dengan baik, serta melakukan pergaulan dan dialog dengan lintas bangsa. “Kemampuan Bahasa Arab saya bertambah baik karena sering berkomunikasi dengan masyarakat lokal,” kata Rhonal.
“Saya juga banyak belajar kebudayaan Islam dunia dan memperdalam pengetahuan agama,” sambungnya.
Selama menjalankan misi perdamaian, Rhonal bersama pasukan lainnya banyak melakukan kegiatan (charity) di Darfur, antara lain: membantu pembangunan Tempat Belajar Alquran Tauhid dan Nur di bawah Bimbingan Syaih Doktor Ishaq. “Kami bersama masyarakat terlibat aktif pembangunan sarana pendidikan Islam tersebut yang sangat dibutuhkan anak-anak,” katanya.
“Kami senang dapat bersama-sama anak-anak muda lainnya membawa misi perdamaian. Dunia ini harus saling bekerjasama dan setiap warga dunia harus berkomitmen menjaga perdamaian,” lanjutnya.
Ketua STAIN Bengkalis Samsul Nizar menilai apa yang dilakukan Rhonal sebagai capaian prestasi yang tinggi. “Kami bangga ada mahasiswa kami dapat berpartisipasi dalam misi perdamaian mengharumkan nama baik Indonesia,” ujarnya.
Nizar berharap, keterlibatan Rhonal dalam misi perdamaian sekaligus dimanfaatkan untuk penelitian tugas akhirnya di STAIN Bengkalis. “Ketika berangkat, yang bersangkutan telah menyelesaikan KKN,” tambah Nizar. (Wira&RB
Sang Brigadir terpilih sebagai pasukan Satuan Tugas Garuda Bhayangkara II Formed Police Unit (FPU) X di Sudan. Bersama 140 personil Polri lainnya se-Indonesia, Rhonal akan menjalankan misi perdamaian di daerah konflik yang berlangsung selama satu tahun, sejak Januari 2018 lalu.
“Berbekal kemampuan Bahasa Arab dan Inggris yang saya pelajari di STAIN Bengkalis, saya terpilih mewakili misi mulia ini,” kata Rhonal melalui pesan singkat, Jumat (20/04).
Rhonal mengatakan, selama berada di Elfasher Darfur, banyak pengalaman baru yang diperolehnya. Dia mengaku bisa belajar adaptasi dengan masyarakat setempat, memahami kultur dan budaya dengan baik, serta melakukan pergaulan dan dialog dengan lintas bangsa. “Kemampuan Bahasa Arab saya bertambah baik karena sering berkomunikasi dengan masyarakat lokal,” kata Rhonal.
“Saya juga banyak belajar kebudayaan Islam dunia dan memperdalam pengetahuan agama,” sambungnya.
Selama menjalankan misi perdamaian, Rhonal bersama pasukan lainnya banyak melakukan kegiatan (charity) di Darfur, antara lain: membantu pembangunan Tempat Belajar Alquran Tauhid dan Nur di bawah Bimbingan Syaih Doktor Ishaq. “Kami bersama masyarakat terlibat aktif pembangunan sarana pendidikan Islam tersebut yang sangat dibutuhkan anak-anak,” katanya.
“Kami senang dapat bersama-sama anak-anak muda lainnya membawa misi perdamaian. Dunia ini harus saling bekerjasama dan setiap warga dunia harus berkomitmen menjaga perdamaian,” lanjutnya.
Ketua STAIN Bengkalis Samsul Nizar menilai apa yang dilakukan Rhonal sebagai capaian prestasi yang tinggi. “Kami bangga ada mahasiswa kami dapat berpartisipasi dalam misi perdamaian mengharumkan nama baik Indonesia,” ujarnya.
Nizar berharap, keterlibatan Rhonal dalam misi perdamaian sekaligus dimanfaatkan untuk penelitian tugas akhirnya di STAIN Bengkalis. “Ketika berangkat, yang bersangkutan telah menyelesaikan KKN,” tambah Nizar. (Wira&RB