Topografi Palembang Kuno
Kota Palembang merupakan salah satu kota tertua di Nusantara. Diyakini kota ini telah berumur 1320 tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pakar-pakar sejarah, diperkirakan adanya kerajaan besar bernama Sriwijaya yang berpusat di Palembang pada abad ke-7. Hal ini disinyalir dengan temuan-temuan seperti prasasti, arca, keramik, fragmen perahu dan ekskavasi serta penemuan lainnya pada pemukiman kuno.
Nama Palembang itu sendiri berasal dari kata
"pa" yang merupakan kata petunjuk tempat
"lembang" yang berarti tanah yang rendah, tanah yang tertekan, akar yang tertekan dan lunak karena lama terendam air.
Jadi berdasarkan etimologi tersebut Palembang adalah tempat yang berkumparan air, atau tanah yang berair (tempat yang tergenag air).
Data satatistik topografi Palembang pada tahun 1990 terlihat pada tabel berikut (Kantor Statistik Kotamadya Palembang, 1990
No | Drainase Tanah | Luas (ha) | % |
1 | Tak tergenang air | 10.009,4 | 47,76 |
2 | Tergenang sehari setelah hujan | 444,3 | 2,12 |
3 | Tergenang pengaruh pasung surut | 308,1 | 1,47 |
4 | Tergenang musiman | 2,366,1 | 11,29 |
5 | Tergenang terus menerus | 7,829,8 | 37,36 |
Kota Palembang terletak sekitar 75 mil dari muara Sungai Musi (Selat Bangka) yang berada dipinggir Sungai Musi diantara muara Usngai Ogan dan Sungai Komeirng (dua sungai besar yang bermuara di Sngai Musi).
Bentuk kota Palembang dari abad ke-8 sampai abad ke-9 M diperkirakan memanjang sepanjang Sungai Musi mulai dari sekitar pabrik Pupuk Sriwijaya sampai ke Karang Anyar. Secara morfologi bentuk kota Palembang disebut ribbon shaped city (kota berbentuk pita).